Pengaruh Pemberian Perasan Kunyit (Curcuma Domestica Val.) terhadap Jumlah Monosit dan Heterofil yang Dipapar Antigen Salmonella Pullorum Ayam Pedaging Komersial

Main Article Content

Dyah Widhowati Nurul Hidayah Reza Febrianto Nugroho

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian perasan kunyit terhadap jumlah monosit dan heterofil pada ayam pedaging yang diinfeksi dengan antigen Salmonella pullorum. Hewan percobaan yang digunakan adalah ayam pedaging sejumlah 40 ekor. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 pengulangan. Keempat perlakuan tersebut adalah P0 (kontrol), P1 (40% perasan kunyit), P2 (50% perasan kunyit), P3 (60% perasan kunyit). Pemberian perasan kunyit dilakukan mulai dari DOC sampai umur 14 hari pada saat pagi hari (maksimal 4 jam pemberian). Infeksi antigen Salmonella pullorum dilakukan pada umur 7 hari. Jumlah monosit dan heterofil dihitung dari hasil preparat ulas darah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian perasan kunyit dengan konsentrasi 50% menunjukkan peningkatan jumlah monosit dan heterofil jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan 40% dan 60%.

Keywords:
ayam pedaging, salmonella pullorum, perasan kunyit, monosit, heterofi
References
Abul, K. Abbas and Andrew H. Lichtman. 2006. Basic Immunology. Elsevier Health Scinces Division.

Afifah, E. 2003. Khasiat dan Manfaat Temulawak. Agromedia Pustaka. Jakarta

Alexander, D.J. 1991. Newcastle disease and other paramyxovirus infections. In: Disease of Poultry 9th Ed. Calnex, B.W., H.J. Barnes, C.W. Beard, M.W. Reid and H.W. Yodex (Eds). Iowa State University Press. Amess. pp. 496 – 519.

Altan, O., Altan, A., Cabuk, M., Bayraktar, H. 2000. Effects of Heat Stress on Some Blood Parameters in Broilers. Departement of Animal Science. 24:145-148.

Antony, S., Kuttan, R., & Kuttan, G. 1999. Immunomodulatory activity of urcumin. Immunology Invest, 28, 291-303

Araujo, C. A. 2001. Biological Activities of Curcuma Longa L. Rio de Janeiro:Oswaldo Cruz.

Bains, B. S. 1979. A Manual of Poultry Disease. F. Hoffman- La Roche and Co.Limited Company, Busle, Switzerland.

Barness, H.J. 1996. Hemic system. In: Avian Histopathology. Riddel, C. (Ed.). American Association of Avian Pathologists, Kennet Square, PA. pp. 1 – 16.

Charlton BR., A.J . Bermudez, M. Boulianne, D.A . Halvorson, J .S . Jeffrey, L.J . Newman, J.E . Sander and P.S . Wakenell. 2000. Avian Disease Manual. 5`I' Ed. The American Asociation of Avian Pathologist Kennet Square, Pensylvania 19 : 48 . p. 243.

Direktorat Jendral Peternakan, Departemen Pertanian. 1981. Pedoman Pengendalian Penyakit Hewan Menular. jilid 1. Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Jendral Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.

Direktorat Jendral Peternakan, Departemen Pertanian. 1982. Pedoman Pengendalian Penyakit Hewan Menular. jilid 4. Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Jendral Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.

Erf, G.F. 2004. Cell-mediated immunity in poultry. Poult. Sci. 83: 580 – 590.

Erf, G.F. 2007. Avian immune system. In: Infectious Bursal Disease and Its Role in Immunosuppressant. Watt Poultry USA webinar.

Ganiswara SG. 1995. Farmakologi dan Terapi. Ed ke-4. Jakarta: Gaya Baru.

Ganong WF. 1996. Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Guyton AC. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 7. Bagian I. Ken Ariata Tengadi, penerjemah. 1986. Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Textbook of Medical Physiology. Pp 65. 38

Guyton AC, Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Irawati et al, penerjemah. 2006. Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Textbook of Medical Physiology. Pp 65.

Hadi S. 1985. Manfaat Temulawak Ditinjau dari Segi Kedokteran. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran.

Jackson ML. 2007. Veterinary Clinical Pathology: an Introduction. USA: Blackwell Publishing.

Kohli K, Ali J, Ansari MJ, Raheman Z. 2005. Curcumin: a natural antiinflamatory agent. Indian. J. Pharmachol. 37: 141-147

Kumar, S., U. Naraian, S. Tripathi and K. Misra. 2001. Synthesis of curcumin bioconjugates and study for their antibacterial activities against β lactamaseprod ucing microorganism. Bioconj. Chem. 12: 464-469.

Mattjik, A.A. dan Sumertajaya, M., 1999. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS, SPSS, dan Minitab. Bogor: IPB Press.

McMullin P. 2004. A Pocket Guide to Poultry Health and Disease. 5M Enterprises Limited. Sheffield.

Mills S, Bone K. 2000. Principles and Practise of Phytotherapy. Modern Herbal Medicine. Toronto: Chrurchill Livingstone.

Murtidjo, B. 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Jogjakarta: Kanisius.

Murtidjo, B. A. 1993. Keuntungan Usaha Peternakan dari Kualitas Pakan. Jogjakarta: Kanisius

Mitruka, B.M. 1981. Clinical Biochemical and Hematological Reference. Value in Normal Experimental Animal and Normal Humans. Masson Publishing USA inc.

Mitruka, B.M., dan Rawnsley, H.M. 1981. Clinical Biochemical and Hematological Referance Value in Normal Experimental Animals and Normal Humans. Masson Publishing Inc.

Mycek, Harvey MJRA, Champe PA. 1997. Farmakologi Ulasan Bergambar. Ed ke-2. Jakarta: Widya Medika.

Napirah, A., Supadmo, Zuprizal. 2013. Pengaruh Penabahan Tepung Kunyit Curcuma domestica Valet) Dalam Pakan Terhadap Parameter Hematologi Darah Pope, C.R. 1991. Lymphoid system. In: Avian Histopathology. Riddel, C. (Ed) American Association of Avian Pathologists, Kennet Square, PA. pp. 18 – 34.

Noble, E.R., Noble, G.A. 1989. Parasitologi Biologi Parasit Hewan. Ed ke-5. drh. Wardiarto, penerjemah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pr. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) Pedaging. Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada.

North, M. O. Dan D. D. Bell. 1990. Commercial Chickens Production manual. The 4th Ed. Avi Publ. Co., Connecticut.

Poernomo, J.S . 1971 . Salmonella pullorum pada anak-anak ayam. Bulletin LPPH1(1) : 11-20.

Poernomo, J.S. 2004. Variasi tipe antigen Salmonella pullorum yang ditemukan di Indonesia dan penyebaran serotipe Salmonella pada ternak. Wartazoa 14:143-159.

Purseglove J, Brown WEG, Green CL, Robbins SRJ. 1981. Spices. Volume ke-1. London: Longman.

Rachman, S. 1984. Ayam dan Telur. Dalam majalah Pertania dan Peternakan. Edisi maret. PT. Karya Nusantara, Jakarta.

Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Pedaging. Jogjakarta: Kanisius.

Ressang, Abdul.1984. Patologi Khusus Veteriner. Bali: Institut Pertanian Bogor.

Rukmana, H. 2004. Temu-Temuan. Apotik Hidup di Pekarangan. Jogjakarta: Kanisius.

Sidik, Mulyono MW, Ahmad M. 1995. Temulawak (Curcuma xanthoriza R.) Bogor: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam, Phyto Medica.

Snoeyenbos, G. H. 1991. Pullorum Disease. Dalam B. W. Calnek, et al. Jr(eds). Disease of Poultry. 9th Ed. Iowa State University Press, ames, IA, pp 73-86

Swenson, M.J. 1984. Duke’s Physiology of Domestic Animals. Ed ke-10. Ithaca and London: Cornell Univ.

Tabbu, C .R. 2000. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya . Penyakit Bacterial, Mikal dan Viral, Vol. 1 . Penerbit Kanisius, Yogyakarta .

Tabbu, C .R. 2002 . Penyakit Ayam dan Penanggulangannya . Penyakit Asal Parasit, Non infectious dan Etiologi Komplek. Vol . 2 . Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Tizard IR. 2000. Veterinary Immunology an Introduction 3th edition. USA. Saundres.

Tizard I. 1988. Pengantar Imunologi Veteriner. Surabaya: Airlangga University Press

Tizard I. 1982. Veterinary immunologi, An Introduction. 3Ed. B. Saunders co Masduki Partodiredjo, Penerjemah. Airlangga University Press. Surabaya.pp.90.

Triakoso, B. 1993. Manual Kesehatan Unggas. Edisi Pertama. Kanisius, Yogyakarta.

Varalakshmi, et al. 2008. Immunomodulatory effects of curcumin: in-vivo. Int.immunopharmacol 8(5): 688-700

Winarto WP. 2003. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Article Details

Author Biographies

Dyah Widhowati, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Nurul Hidayah, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Most read articles by the same author(s)